Universitas Gadjah Mada Program Studi Kajian Pariwisata
Universitas Gadjah Mada
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
    • Pengelola Program Studi
  • Program Magister
    • Visi & Misi Program Magister
    • Dosen Pengajar Program Magister
    • Mata Kuliah Program Magister
    • Pendaftaran Program Magister
  • Program Doktor
    • Visi & Misi Program Doktor
    • Dosen Pengajar Program Doktor
    • Kurikulum & Matakuliah Program Doktor
  • INFORMASI
    • Berita
    • Pengumuman
  • KONTAK KAMI
  • Beranda
  • Berita
  • SSN Kepariwisataan # 9: Pariwisata Tour de Singkarak: Memudarnya Sebuah Harapan?

SSN Kepariwisataan # 9: Pariwisata Tour de Singkarak: Memudarnya Sebuah Harapan?

  • Berita
  • 7 April 2021, 01.21
  • Oleh: admin
  • 0

Pariwisata yang berbasis Olah Raga atau ‘Sport Tourism’ pada decade ini mulai dipertimbangkan sebagai kegiatan yang menguntungkan dari sisi ekonomi dan pengembangan pariwisata. Dengan adanya event olah raga diharapkan akan mempromosikan destinasi, mendatangkan atlit dan para penontonnya, meningkatan ekspose destinasi secara lebih luas dan akhirnya meningkatkan pendapatan daerah. Namun demikian, apa yang terjadi jika sebuah event olah raga yg dilaksanakan setiap tahun ternyat tidak mendongkrak kunjungan wisata secara significan? Apakah kegiatan event ini menjadi mubadzir dan perlu dihentikan? Ataukah ada masalah di dalam menghitung kontribusi pariwisata terhadap daerah?

 

Materi diatas menjadi diskusi yang menarik dilaksanakan oleh Prodi S3 Sekolah Pascasarjana UGM, pada hari Selasa, 23 Februari 2021. Hadir sebagai pembicara Dr. Retnaningtyas Susanti, M.Par dosen Universitas Negeri Padang, alumni S3 Prodi Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM. Sebagai pembahas adalah Dr. Muhammad Yusuf M.A, dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM dan dimoderatori oleh Dr. Dian Arymami, SIP, M.Hum.

 

Dr. Tyas, begitu beliau disapa, meneliti perkembangan dan dampak Tour De Singkarak terhadap pariwisata dan kontribusi ekonomi. Dia menemukan, ‘Ada kecemasan yang timbul dari pelaksanaan Tour De Singkarang yang dianggap tidak memberikan hasil signifikan secara ekonomi bagi daerah padahal penyelenggaraannya menghabiskan dana yang besar’. Tour De Singkarak adalah event olahraga sepeda tingkat internasional yang telah diadakan sejak 2019 melewati Danau Singkarak dan mengambil route sekitar Sumatera Barat. Pada 2020 dan 2021 Tour De Singkarak tidak dilaksanakan karena masa pandemi.

 

Menurut Dr. Tyas, meskipun secara signifikan jumlah kunjungan dan pariwisata tidak meningkat sebagaimana yang ditargetkan pemerintah daerah, tetapi karena adanya TDS daerah mendapatkan keuntungan dari aspek lain seperti terbukanya akses jalan baru, perbaikan jalan yang rusak, yang memberikan kenyamanan dalam berkendaraan dan mengurangi lama waktu perjalanan. Secara tidak langsung ini memberikan manfaat pada mobilisasi barang dan jasa bagi daerah. Selain itu, adanya pembangunan akomodasi baru di luar Padang dan Bukittinggi, sehingga daerah sekitar juga dapat merasakan kegiatan pariwisata.

 

Dr. Tyas juga menyebutkan bahwa dengan adanya TDS, pengelola destinasi bersemangat untuk memperbaiki kualitas destinasi ke arah standar internasional. Misalnya,  toilet di Pantai Tirampadang diperbaiki sesuai standard, pedestrian di Pantai Padang tersedia dengan baik, dibangunnya Kawasan parkir Pantai Carocok dan Pantai Gondoriah. Kendati demikian Dr. Tyas mengatakan bahwa daerah memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap penyelenggaraan TDS sehingga menganggap pelaksanaan TDS tidak efektif.

 

Sebagai penanggap Dr. Muhammad Yusuf mencoba menarik isu ini dalam tataran analisis ekosistem pariwisata. Dia berpendapat bahwa pariwisata berkaitan dengan banyak elemen dan sangat kompleks seperti budaya, keuangan, modal social, promosi, pasar, dan pemerintah. Sehingga dalam menganalisis keuntungan pariwisata diperlukan pemahaman yang kritis terhadap elemen lainnya. Menurutnya tidak bisa serta merta hanya melihat dampak ekonomi semata. Barangkali dengan adanya TDS akan memberikan dampak positif dari sisi social dan budaya, sisi optimism dan keterbukaan akses dan network, perbaikan image pemerintah dan destinasi secara global, dll.

Diskusi meluas pada perlunya menilik kembali metode analisis dampak pariwisata. Meskipun dampak pariwisata memiliki banyak pendekatan, namun belum ada yang benar benar bisa secara efektif memberikan gambaran pada seluruh elemen ekosistem. Demikian yang diungkapakan Prof. Heddy Shri Ahimsa dengan mengatakan, ‘Jangan terlalu terburu buru memberikan klaim bahwa kegiatan tidak bermanfaat sebelum melaksakan riset dengan metode yang tepat”. Dimana metode untuk menganalisis dampak dan manfaat juga menjadi PR bagi akademisi.

Seminar berlangsung dengan lancar diikuti oleh 110 peserta baik mahasiswa, praktisi pariwisata maupun masyarakat luas.

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Recent Posts

  • Audiensi Prodi Destinasi Pariwisata, Politeknik Negeri Jember – MKP UGM
  • Kuliah Dosen Tamu: “Industri Pariwisata di Thailand” oleh Hamam Supriyadi, Ph.D.
  • Sharing Session Penelitian Tesis MKP 2025 Sesi #2 : “Respons Masyarakat Antara Peluang dan Profanasi”
  • Wisuda MKP Sekolah Pascasarjana UGM Periode III TA. 2024/2025
  • Tes Wawancara Seleksi Calon Mahasiswa Baru Gelombang 2 MKP UGM 2025
Universitas Gadjah Mada

Program Studi Kajian Pariwisata

Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin

Universitas Gadjah Mada,

Jl. Teknika Utara, Pogung, Sleman, Yogyakarta, 55281

Telp:+62 821-3467-0080|Email: mkp-ugm@ugm.ac.id

© Program Studi Kajian Pariwisata - Universitas Gajah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju